Senin, 19 Oktober 2009

BUDAYA MELONJAKNYA HARGA SEMBAKO KETIKA MENJELANG

Assalamualaikum WR.WB
BUDAYA MELONJAKNYA HARGA SEMBAKO KETIKA MENJELANG
RAMADHAN & LEBARAN
Dilihat pengertiannya sembako adalah: Sembilan jenis kebutuhan pokok masyarakat menuru keputusan menteri industri & perdagangan no. 115/mpp/kep/2/1998 tanggal 27 februari 1998.
Kesembilan bahan itu sendiri terdiri dari:
· Beras & singkong
· Gula pasir
· Minyak gereng & margarin
· Daging sapi & ayam
· Telur ayam
· Susu
· Jagung & sagu
· Minyak tanah & elpiji
· Garam beriodium
Ramadhan adalah sebuah moment penting bagi umat islam di seluruh dunia. Kerap kali disebut – sebut ramadhan bahwa Ramadhan adalah bulan penuh rahmat & bulan penuh ampunan.
Sehingga semua umat islam berlomba – lomba dalam beramal kebajikan, berpuasa, bertarawih di bulan ramadhan dalam rangka melebur dosa – dosanya agar lebih dekat dengan ridho illahi sang kholik pencipta alam semesta ini.
Itulah mengapa, umat islam berlomba – lomba berbuat kebaikan dengan berbagai cara, untuk ‘’ meramaikan “ moment ramadhan yang datangnya hanya sebulan dalam setahun.
Semua kegiatan yang meramaikan ramadhan ini akan berkhir dengan kegiatan arus mudik dan pengajian halal bihalal.
Walupun sebenarnya, kegiatan di atas adalah kegiatan yang belum pernah dilakukan oleh rasullah SAW. Namun ini semua menerapkan hadist nabi agar umat islam meramaikan bulan sucu ramadhan, serta di perkuat dengan hadistnya tentang amal yang baik adalah di laksanakan di bulan ramadhan.
Melihat daftar kegiatan umat islam yang padat tersebut, boleh jadi akan berdampak pada membengkaknya biaya kebutuhan hidup umat islam. Dan para kapitalis pun melihatnya sebagai sebuah peluang bisnis yang menguntungkan.
Lihat saja iklan – iklan di tv, mulai dari deterjen samapi bubmbu dapur, mulia dari sepeda motor sampai pada mobil serta promo – promo yang ada di mall – mall, diskon basar – basaran, dsb.
Semua sengaja di tujukan untuk kita, dan semua itu ikut meramaikan bulan ramadhan, secara tidak langsung sengaja “di budaya-kan” hamper disetiap bulan ramadhan.
Yang lebih lucunya adalah saking pinternya sang kapitalis ini memanfaatkan situsi ramadhan mereka menggunakan hadistnabi sebagai embel – embel iklan lihat saja iklan sebuah minuman – sirup…. Sengaja menyuplikan hadist NABI SAW, tentang sunnah hukumnya berbuka dengan manis.
Dan umat islam pun banyak yg tidak mampu menahan diri untuk tidak tergiur denagn iklan – iklan tersebut.
Dari sinilah muncul fenomena konsumerisme di kalangan umat islam {apakah hanya asumsi?} memang tidak dapat di pungkiri, bahwa ramadhan juga membawa berkah ekonomi tersendiri bagi para penjual makanan di pinggir jalan untuk santapan berbuka puasa.
Namun yang jelas gaya hidup berbelanja yang berlebihan dapat di pastikan melonjak pada bulan ramadhan. Dan ini membuat sebagian masyarakat kita perlu menyorotinya sebagai sebuah tradisi yang perlu dikritisi, jangan sampai yang pada awalnya sebagai kebutuhab hidup menjadi gaya hidup. Karena, hal ini tentu bertolak belakang dengan spirit ibadah puasa ramadhan.
Perlu di ingatkan kembali bahwa puasa adalah salah satu meia latihan bagi umat islam untukl melatih bersabar, mengendalikan hawa nafsu untuk tidakmarah, tidak melakukan kekerasan, serta mempunyai kepekaan social terhadapsesama umat manusia yang semua itu sangat bermanfaat, sebagai bekal hidup di bulan – bulan yang akan datang.
Persoalan naiknya harga barang di bulan ramadhan dan menjelang lebaran seaak menjadi rutiniyas setiap tahun dan hal ini boleh jadi disebabkan karena meningkatnya daya beli & konsumsi masyarakat, khususnya di bulan ramadhan yang berdampak pada langkanya beberapa barang kebutuhan, terutama sembako.
Senada dengan teori ekonomi yang mengatakan bahwa: “karena barang – barang yang di butuhkan {penawaran} terbatas {sedikit}, berbanding eengan meningkatnya {besarnya} kebutuhan {pemintaan} pasar, maka ini akan berdampak pada melonjaknya harga sembako.”
”kita tak pernah kalah karena mencintai seseorang , kita selalu kalah karena tidak berterus terang.’’

Wassalamualaikum WR.WB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar